PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK TAMAN
KANAK-KANAK
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara
kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu
fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau
individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi
kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang
terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau
pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan
pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai
hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu
setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa
perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung
secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang
bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan
berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang
ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan
yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan
aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena
dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan
tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang
relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas
tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang
dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang
berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun
psikis. Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan
(growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training).
Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya,
bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat
psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas
tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument
yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan
lain-lain.
I. PERKEMBANGAN FISIK
A. Usia Anak
Taman
kanak-kanak adalah jenjang pendidikan anak usia dini
(yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum
TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya
tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester.
Secara umum untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun, yaitu:
- TK 0 (nol) Kecil (TK kecil) selama 1
(satu) tahun
- TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (satu) tahun
Umur
rata-rata minimal kanak-kanak dapat
belajar di sebuah taman kanak-kanak berkisar 4-5 tahun sedangkan umur rata-rata
untuk lulus dari TK berkisar 6 tahun. Setelah lulus dari TK, murid kemudian
melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi di atasnya, yaitu Sekolah Dasar
atau yang sederajat.
TK merupakan bentuk satuan
pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4tahun sampai 6 tahun, yang terbagi
menjadi dua kelompok: TK A untuk anak usia 4 – 5 tahun, TK B untuk anak usia
5-6 tahun.
1) Perkembangan Anak Usia 4 – 5 tahun
Anak usia 4-5 tahun
sangat aktif dan energik. Kebanyakan waktunya dihabiskan untuk bermain,
misalnya berlari, melompat dan memanjat. Anak juga suka bermain peran, misalnya menjadi dokter-dokteran, ibu sedang
memasak, berjualan dan sebagainya. Pada usia ini ide-ide anak juga mulai
berkembang, mulai bisa berteman, dapat memahami pendapat teman dan ada
keinginan bergabung dengan kelompok lain.
2) Perkembangan Anak Usia 5 – 6 tahun
Anak usia 5-6 tahun
adalah anak yang periang dan imajinatif. Mereka tiada hentinya bergerak dan
berbuat sesuatu menggunakan gerakan tubuhnya secara kreatif, terutama dalam
menggunakan kedua belah tangannya.
Kemampuan dan tumbuh
kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan
(penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak.
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang
dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi.
B. Berat Badan Anak
Faktor
yang paling jelas mempengaruhi pertumbuhan adalah nutrisi. Selain mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan, nutrisi juga mempengaruhi
kedewasaan anak. Anak yang makannya tidak bergizi dapat dirangsang untuk
mempercepat pertumbuhannya dengan memperbaiki gizinya.
Anak-anak yang tidak memperoleh
ekstra protein pada waktu mudanya (kanak-kanak)cenderung bersikap pasif,dan
tergantung pada orang dewasa,sedangkan bagi anak-anak yang memperoleh nutrisi
yang cukup mereka bersikap gembira dan lebih bersikap sosial dengan teman
bermainnya.
Untuk memperkirakan berat badan anak dapat menggunakan rumus yang dikutip dari Behrman (1992). Karena anak usia pra sekolah termasuk termasuk ke dalam usia 1 – 6 tahun, maka untuk memperkirakan berat badannya digunakan rumus :
Untuk memperkirakan berat badan anak dapat menggunakan rumus yang dikutip dari Behrman (1992). Karena anak usia pra sekolah termasuk termasuk ke dalam usia 1 – 6 tahun, maka untuk memperkirakan berat badannya digunakan rumus :
umur (tahun) x 2
+ 8
Klasifikasi berat badan terhadap umur :
Klasifikasi berat badan terhadap umur :
1. Gomez
● Baku Boston
● Cara : % dari median
● Klasifikasi :
a. > 90 % : normal
b. 75 – 90 % : malnutrisi ringan
c. 61 – 75 % : malnutrisi sedang
d. ≤ 60 % : malnutrisi berat
2. Jellifre
● Baku Boston
● Cara : % dari median
● Klasifikasi :
a. 90 – 110 % : normal
b. 81 – 90 % : malnutrisi ringan
c. 61 – 80 % : malnutrisi sedang
d. ≤ 60 % : malnutrisi berat
● Baku Boston
● Cara : % dari median
● Klasifikasi :
a. > 90 % : normal
b. 75 – 90 % : malnutrisi ringan
c. 61 – 75 % : malnutrisi sedang
d. ≤ 60 % : malnutrisi berat
2. Jellifre
● Baku Boston
● Cara : % dari median
● Klasifikasi :
a. 90 – 110 % : normal
b. 81 – 90 % : malnutrisi ringan
c. 61 – 80 % : malnutrisi sedang
d. ≤ 60 % : malnutrisi berat
3. Klasifikasi menurut WHO
● Baku NCHS
● Cara : persentil
● Klasifikasi :
a. Persentil ke 3 – 50 : normal
b. Persentil ≤ 3 : malnutrisi
● Baku NCHS
● Cara : persentil
● Klasifikasi :
a. Persentil ke 3 – 50 : normal
b. Persentil ≤ 3 : malnutrisi
4. Klasifikasi di Indonesia
●
● Cara : % dari median dan kenaikan berat badan
● Klasifikasi :
Menggunakan modifikasi Gomez pada KMS, kemudian kenaikan berat badan dicatat pada KMS. Bila terdapat kenaikan tiap bulan : normal, bila tidak terdapat kenaikan : resiko tinggi terjadinya gangguan pertumbuhan.
C. Tinggi Badan Anak
Bertambah tingginya anak
terutama disebabkan oleh kematangan yang lebih awal,yaitu nutrisi yang cukup.
Masih menurut Behrman (1992), perkiraan tinggi badan anak usia pra sekolah dapat menggunakan rumus : umur (tahun) x 6 + 77.
Rata-rata kenaikan tinggi badan anak pra sekolah antara 6 – 8 cm.
Klasifikasi tinggi badan terhadap umur :
Masih menurut Behrman (1992), perkiraan tinggi badan anak usia pra sekolah dapat menggunakan rumus : umur (tahun) x 6 + 77.
Rata-rata kenaikan tinggi badan anak pra sekolah antara 6 – 8 cm.
Klasifikasi tinggi badan terhadap umur :
1. Kanawati dan Mc Laren
a. ≥ 95 % : normal
b. 80 – 95 % : malnutrisi ringan
c. 85 – 90 % : malnutrisi sedang
d. 85 % : malnutrisi berat
a. ≥ 95 % : normal
b. 80 – 95 % : malnutrisi ringan
c. 85 – 90 % : malnutrisi sedang
d. 85 % : malnutrisi berat
2. CDC/ WHO
a. ≥ 90 % : normal
b. < 90 % : malnutrisi kronis
II. PERKEMBANGAN PSIKIS
Pemahaman mengenai tugas perkembangan anak sangat diperlukan
agar guru dan orang tua dapat memberikan bantuan, dan rangsangan yang
tepat.Secara garis besar karakteristik anak TK adalah sebagai berikut :Anak
usia Taman Kanak-kanak dalam rentangan usia 4-5 atau 6 tahun berada dalam masa
usia emas (golden age) segala sesuatunya sangat berharga, baik fisik, emosi,
intelektualnya. Dan anak usia Taman
Kanak-kanak ini sangat besar energinya sehingga diperlukan suatu pembelajaran
yang sangat tepat sehingga berkembang kemampuan motorik kasar maupun halus.
Perkembangan psikis anak TK terdiri dari perkembangan IQ, perkembangan emosi,
perkembangan sosial, perkembangan bakat, perkembangan minat, perkembangan
bahasa dan perkembangan moral. Berikut ini adalah pembahasannya :
1.
IQ
Setiap perkembangan otak anak
TK itu bertumbuh ketika anak-anak diijinkan untuk bereksperimen dan
mengeksplorasi bukan hanya mendengarkan. Ini bisa berasal dari sejumlah
kegiatan yang berbeda, mulai dari hanya memiliki percakapan yang luas dengan
anak untuk mengajari mereka untuk membaca keras-keras. Menurut Multnomah di
Perpustakaan, anak-anak yang datang dari keluarga yang sering melakukan
percakapan memiliki pemahaman lebih baik tentang bahasa daripada anak-anak yang
memiliki rumah lebih tenang. Sebuah kelas eksplorasi di mana
siswa dapat mendiskusikan apa yang mereka pelajari membantu siswa belajar untuk
membuat koneksi kognitif dalam otak.
2.
Emosi
Salah satu tolak ukur kepribadian yang baik adalah kematangan emosi.
Semakin matang emosi seseorang, akan kian stabil pula kepribadiannya. Untuk
anak usia prasekolah, kemampuan mengekspresikan diri bisa dimulai dengan
mengajari anak mengungkapkan emosinya.
Jadi, anak prasekolah dapat diajarkan bersikap asertif, yaitu sikap untuk
menjaga hak-haknya tanpa harus merugikan orang lain. Saat mainannya direbut,
kondisikan agar anak melakukan pembelaan. Entah dengan ucapan, semisal, “Itu
mainan saya. Ayo kembalikan!”, atau dengan mengambil kembali mainan tersebut
tanpa membahayakan siapa pun.
Ciri Emosional Pada Anak Prasekolah :
a)
Anak TK cenderung mengekspreseikan emosinya dengan
bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia
tersebut.
b)
Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi,
mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
3. Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau
bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan
sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
Usia prasekolah memberi kesempatan luas
kepada anak untuk mengembangkan keterampilan sosialnya. Di usia inilah ia
mulai melihat dunia lain di luar dunia rumah bersama ayah-ibu. Kemampuan
bersosialisasi harus terus diasah. Sebab, seberapa jauh anak bisa meniti
kesuksesannya, amat ditentukan oleh banyaknya relasi yang sudah dijalin.
Banyaknya teman juga membuat anak tidak gampang stres karena ia bisa lebih
leluasa memutuskan kepada siapa akan curhat.
Ciri Sosial Ciri Anak
Prasekolah atau TK
a) Umumnya anak pada
tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti,
mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain
dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi
kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
b) Kelompok bermain
cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok
tersebut cepat berganti-ganti.
c) Anak lebih mudah
seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar.
4. Bakat
Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan
kemampuan di atas rata – rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah dan
perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal. Adapun bakat yang dimiliki
anak meliputi bakat linguistic, bakat musical, bakat logis – matematis, bakat
spasial, bakat kinestetik, bakat interpersonal dan bakat intrapersonal.
Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan ketika menentukan
bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang sesungguhnya dimiliki
oleh anak. Untuk mengembangkan bakat seseorang kita harus tahu terlebih dahulu,
ciri – ciri bakat yang dimiliki anak tersebut. Dengan mengetahui ciri – ciri
bakat pada anak sebagai guru, kita akan lebih mudah untuk menilai bakat mana
yang patut dikembangkan oleh anak. Hal inipun berfungsi untuk menghidari agar
tidak terjadi salah praduga terhadap bakat anak. Adapun ciri – cirinya adalah
sebagai berikut :
a)
Tidak merasa terpaksa untuk melakukan suatu hal bahkan
lebih cenderung untuk senang melakukannya dan ada perasaan bahagia yang
terpancar ketika melakukan, melihat atau bahkan hanya dengan mendengarnya saja
b) Anak mampu berkonsentrasi terhadap hal
tersebut, dan cenderung tekun.
c) Mempunyai rasa ingin tahu yang besar
terhadap hal tersebut.
d) Anak sudah mahir terhadap hal tersebut
meski dia belum mendapatkan pelajaran khusus dari sekolah maupun dari rumah.
e) Setelah diberi pelajaran khusus, anak
tersebut dapat dengan mudah menguasainya atau mudah menangkap apa yang
diajarkan padanya tentang hal tersebut.
Banyak
orang yang kurang memperhatikan bakat yang ada pada dirinya, padahal bakat
merupakan modal yang sangat penting untuk sang anak ketika beranjak dewasa
nanti.
Ahli psikologi Abraham Maslow menemukan bahwa bakat yang terlahir dalam diri seseorang pada suatu saat akan timbul sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian serius
Karena itulah, bakat perlu perhatian serius dan jangan dianggap remeh. Bila bakat seorang anak diperhatikan dengan serius, akan sangat baik demi kemajuan masa depannya. Apalagi bila si anak anak sudah dibimbing pengembangan bakatnya sejak kecil. Sebagai guru yang bertanggung jawab untuk perkembangan bakat sang anak. Harus mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk pengembangan bakat anak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat sang anak yaitu perhatian, motivasi, dukungan, pengetahuan, latihan, penghargaan, sarana, lingkungan, kerjasama, teladan yang baik.
Ahli psikologi Abraham Maslow menemukan bahwa bakat yang terlahir dalam diri seseorang pada suatu saat akan timbul sebagai suatu kebutuhan, dan perlu mendapatkan perhatian serius
Karena itulah, bakat perlu perhatian serius dan jangan dianggap remeh. Bila bakat seorang anak diperhatikan dengan serius, akan sangat baik demi kemajuan masa depannya. Apalagi bila si anak anak sudah dibimbing pengembangan bakatnya sejak kecil. Sebagai guru yang bertanggung jawab untuk perkembangan bakat sang anak. Harus mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk pengembangan bakat anak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat sang anak yaitu perhatian, motivasi, dukungan, pengetahuan, latihan, penghargaan, sarana, lingkungan, kerjasama, teladan yang baik.
5. Minat
Dalam pengembangan minat anak pada suatu pelajaran
memerlukan suatu proses pembelajaran yang terus menerus. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat dalam proses pembelajaran
seorang anak. Faktor tersebut yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern
menyangkut pribadi anak sendiri, antara lain genetik/keturunan, kemauan,
kecerdasan kemampuan, kreativitas, minat, motivasi dan lain sebagainya,
sedangkan faktor ekstern, yaitu faktor yang berada di luar pribadi anak didik,
antara lain dukungan dari orang tua, lingkungan, guru, sekolah dan lain
sebagainya. Kunci menumbuhkan minat belajar anak adalah mengetahui apa yang dapat
membuat anak tertarik dan ingin belajar. Bagi anak usia delapan tahun ke bawah,
belajar harus berangkat dari minat si anak itu sendiri. Berhitung (matematika)
sebagai salah satu cabang pengetahuan yang banyak mendasari perkembangan ilmu
pengetahuan lain, memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Berhitung
dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia. Masalah
yang berhubungan dengan bilangan mempunyai arti penting dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan pernyatan ini maka setiap anak perlu dibekali
pengetahuan berhitung yang cukup agar tidak mengalami kesulitan dalam mengatasi
permasalahan dalam mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
6. Bahasa
Pada usia 4-6
tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias
yang tinggi, sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan kemampuan
bahasanya. Kemampuan berbahasa juga
akan terus berkembang sejalan dengan intensitas anak pada teman sebayanya.
Dengan memperlihatkan suatu minat yang meningkat
terhadap aspek-aspek bahasa tulis, ia
senang mengenal kata-kata yang menarik baginya dan mencoba menulis kata yang
sering ditemukan. Anak juga senang belajar menulis namanya sendiri atau
kata-kata yang berhubungan dengan sesuatu yang bermakna baginya. Antara usia 4 dan 5 tahun, kalimat anak
sudah terdiri dari empat sampai lima kata. Mereka juga mampu menggunakan kata depan seperti
”di bawah”, ”di dalam”, ”di atas” dan ”di samping”. Antara 5 dan 6 tahun,
kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan kata. Mereka juga sudah
dapat menjelaskan arti kata-kata yang sederhana, dan juga mengetahui lawan
kata. Mereka juga dapat menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata
sandang.
7. Moral
Kemampuan
sosialisasi yang berkembang membawa anak usia prasekolah masuk ke dalam
berbagai kelompok baru di luar rumah, yaitu sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Sebagai bagian dari kelompok, anak prasekolah belajar mematuhi aturan kelompok
dan menyadari konsekuensinya bila tidak mengikuti aturan tersebut. Anak usia
prasekolah belajar perilaku moral lewat peniruan. Itulah sebabnya, orang-orang
dewasa harus menghindari melakukan hal-hal yang buruk, semisal bicara kasar,
memukul, mencela, dan lain-lainnya di depan anak. Sosialisasi juga membawa anak
pada risiko konflik, terutama dengan teman sebaya. Oleh karenanya, kemampuan
memecahkan konflik merupakan modal
yang harus dimiliki anak. Semakin baik kemampuannya dalam hal ini, maka
kepribadiannya akan semakin stabil. Anak yang pandai mengatasi konflik umumnya
akan mudah pula mengatasi masalah dalam hidupnya, entah di sekolah, di rumah,
ataupun kelak di tempat bekerja.
DAFTAR
PUSTAKA
Engel, Joyce. Pengkajian Pediatrik. Edisi 2. Alih bahasa : Teresa. Jakarta :
EGC, 1998
Suriati, Andi Amal. Mengembangkan Bakat Anak. Edisi 1. Yogyakarta : Andi, 2005
Suriati, Andi Amal. Mengembangkan Bakat Anak. Edisi 1. Yogyakarta : Andi, 2005
Tim Redaksi Fokus media. (2006). Sistem Pendidikan nasional 2006. Jakarta : Fokusmedia http://inci73.multiply.com/journal/item/126/Mengembangkan_Bakat_Anak
http://www.Bidanku.com; Nuansa Kualitas Bagi
Keluarga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar