BAB I
PENDAHULUAN
Mungkin kita
bertanya, mengapa keterampilan bertanya dibahas pada mata kuliah kemampuan
dasar mengajar ini? Mengapa tidak keterampilan membuka pelajaran kita bahas
terlebih dahulu? Perlu anda ketahui bahwa urutan kedelapan keterampilan
mengajar, seperti yang telah disebutkan menunjukkan urutan dari keterampilan
yang lebih sederhana, tetapi bersifat mendasar sampai dengan keterampilan yang
lebih kompleks. Artinya, keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang
paling sederhana dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Keterampilan
bertanya merupakan keterampilan yang bersifat mendasar yang dipersyaratkan bagi
penguasaan keterampilan berikutnya. Untuk dapat menguasai keterampilan memberi
penguatan, kita dituntut untuk sudah menguasai keterampilan bertanya, atau
dengan kata lain, kita tidak mungkin menguasai keterampilan memberikan
penguatan apabila kita belum menguasai keterampilan bertanya.
Berkenaan dengan
pentingnya penguasaan keterampilan bertanya, setelah mempelajari keterampilan
bertanya ini, kita diharapkan mampu menerapkan keterampilan bertanya dalam
pembelajaran. Secara lebih khusus, kita diharapkan mampu :
1. menjelaskan pentingnya keterampilan
bertanya bagi guru
2. memberikan contoh komponen-komponen
keterampilan bertanya
3. menerapkan keterampilan bertanya dalam
kegiatan pembelajaran
Seperti yang telah
disampaikan sebelumnya, untuk dapat menguasai keterampilan bertanya, kita
dituntut untuk berlatih menerapkan keterampilan tersebut dengan bantuan teman
sejawat atau sesama mahasiswa. Marilah kita mulai kegiatan belajar mengajar ini
dengan mengkaji konsep-konsep yang perlu dikuasai agar kita mampu menerapkan
keterampilan bertanya dalam pembelajaran.
Ada yang
mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan
ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon
yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan
hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan
penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang
tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi menjadi dua
jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo
Bloom.
Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan
(compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan
mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing
question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan
pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pertanyaan pemahaman (conprehention
question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis (synthesis
question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan
pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari
kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa,
mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan
siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda.
Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau
suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan.
Ketrampilan bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan
bertanya lanjut.
Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar
yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Komponen-komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas
dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran,
Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari
ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar
dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan
bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen
bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam
penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut
itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan,
Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan
terjadinya interaksi.
BAB II
PEMBAHASAN
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam
proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan
bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai
stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta
didik.
A. Rasional
Kegiatan bertanya
dilakukan oleh semua orang tanpa memandang batas umur. Anak kecil sering
mempertanyakan hal-hal yang ingin di ketahuinya, bahkan pada masa perkembangan
anak ada masa yang disebut ”masa apa itu”, yaitu masa anak kecil mempertanyakan
segala sesuatu yang dilihatnya. Orang muda dan orang tua juga merasa perlu
mengajukan pertanyaan jika berhadapan
dengan suatu masalah yang harus dipecahkannya. Setujukah kita dengan pernyataan
tersebut?
Dalam kegiatan
pembelajaran, kegiatan bertanya cukup mendominasi kelas. Serentetan hasil
penelitian yang dilakukan sejak awal abad ke-20 tentang kegiatan bertanya
melaporkan hasil yang serupa yaitu bahwa guru menggunakan 30 % dari waktunya
untuk bertanya (G.A.Brown dan R.edmondson, 1984). Data ini menunjukkan betapa
pentingnya kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran.
Pada umumnya, tujuan bertanya
adalah untuk memperoleh informasi. Namun, kegiatan bertanya yang dilakukan oleh
guru, tidak hanya bertujuan untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk
meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa
dengan siswa. Dengan demikian, pertanyaan yang diajukan guru tidak semata-mata
bertujuan mendapatkan informasi tentang pengetahuan siswanya, tetapi yang jauh
lebih penting adalah untuk mendorong para siswa berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Pertanyaan yang diajukan guru akan berpengaruh terhadap
jawaban siswa. Pertanyaan yang jelas dan singkat akan mendapat jawaban yang
jelas pula. Demikian pula cara guru mengajukan pertanyaan akan mempengaruhi jawaban siswa. Pertanyaan
diajukan dengan penuh kehangatan dan rasa simpati akan mendapatkan respon yang
berbeda dengan pertanyaan yang diajukan secara dingin dan sikap acuh tak acuh.
Ada 4 alasan mengapa
seorang guru perlu menguasai keterampilan bertanya, yaitu :
ü Pertama, pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan
metode ceramahnya. Guru masih beranggapan bahwa dia adalah sumber informasi,
sedangkan siswa adalah penerima informasi. Oleh karena anggapan yang demikian,
siswa bersikap pasif dan menerima, tanpa keinginan/keberanian untuk
mempertanyakan hal-hal yang menimbulkan keraguannya. Dengan dikuasainya
keterampilan bertanya oleh guru, siswa dapat menjadi lebih aktif, kegiatan
belajar menjadi lebih bervariasi, dan siswa dapat berfungsi sebagai sumber
informasi.
ü Kedua, kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak
membiasakan anak untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu
terpendam. Situasi seperti ini menular ke dalam kelas. Kesempatan bertanya yang
diberikan guru tidak banyak di manfaatkan oleh siswa, sedangkan guru tidak
berusaha untuk mengugah keinginan siswa untuk bertanya.
ü Ketiga, penerapan pendekatan
cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam kegiatan pembelajaran menuntut
keterlibatan siswa secara mental-intelektual. Salah satu ciri dari pendekatan
ini adalah keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang
memang perlu dipertanyakan. Hal ini hanya mungkin terjadi jika guru sendiri
menguasai keterampilan bertanya yang mampu menggugah keinginan siswa untuk
bertanya.
ü Keempat, adanya anggapan
bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya berfungsi untuk menguji pemahaman
siswa.
B. Defenisi dan Fungsi Pertanyaan
Pertanyaan adalah sebuah ekspresi keingintahuan seseorang akan sebuah
informasi yang dituangkan dalam sebuah kalimat
tanya. G.A.Brown
dan R.Edmondson (1984) mendefenisikan pertanyaan sebagai segala pertanyaan yang
menginginkan tanggapan verbal (lisan). Fungsi
pertanyaan didalam kegiatan pembelajaran Menurut Turney (1979)
mendefenisikan 12 fungsi pertanyaan seperti itu :
1.
Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa
tentang suatu topik.
2.
Memusatkan
perhatian pada masalan tertentu.
3.
Menggalakkan
penerapan belajar aktif.
4.
Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
5.
Menstruktur tugas – tugas hingga kegiatan belajar
dapat berlangsung secara maksimal.
6.
Mendiagnosis
kesulitan belajar siswa.
7.
Mengkomunikasikan
dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam
pembelajaran.
8.
Menyediakan
kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang
informasi yang diberikan.
9.
Melibatkan
siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses
berfikir.
10. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau
pernyataan guru.
11. Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi.
12. Menyatakan perasaan
dan pikiran yang murni kepada siswa.
Masih
banyak lagi fungsi pertanyaan yang dilaporkan oleh para peneliti namun
dari daftar diatas, sudah dapat kita simpulkan bahwa fungsi pertanyaan tersebut
sangat bervariasi.
Jenis-jenis pertanyaan
yaitu :
ü
Pertanyaan
langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik
ü
Pertanyaan
umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
ü
Pertanyaan
retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
ü
Pertanyaan
faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
ü
Pertanyaaan
yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik
atas pertanyaan peserta didik lain
ü
Pertanyaan
memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam
pertanyaan itu sendiri
C. Komponen-Komponen
Keterampilan Bertanya
Pada dasarnya, keterampilan bertanya
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian dasar, yaitu keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut. Setiap jenis
keterampilan bertanya tersebut akan diuraikan lebih terperinci berikut ini :
1. Keterampilan
Bertanya Dasar
Pengertian keterampilan bertanya dasar secara etimologis
bertanya diuraikan menjadi dua suku kata yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “bertanya” berasal dari
kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki
arti “cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan”. Dengan
demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan
kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan
dari orang lain atau pihak yang menjadi lawan bicara.
Menurut John. I. Bolla dalam proses pembalajaran setiap
pertanyaan baik berupa kalimat tanya atau suruhan, yang menuntut respon siswa,
sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir,
dimasukkan pertanyaan. Pendapat serupa dikemukakan oleh G.A. Brown dan
R.Edmonson dalam Siti Julaeha, pertanyaan adalah segala pertanyaan yang
menginginkan tanggapan verbal (lisan).
Merujuk pada dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan yang diajukan tidak selalu dalam rumusan kalimat Tanya, melainkan
dalam bentuk suruhan atas pertanyaan, selain itu dimaksudkan adanya respon
siswa.
Keterampilan
bertanya dasar terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut :
a. Pengungkapan
pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas sehingga mudah dipahami oleh para siswa. Pertanyaan yang demikian dapat dibuat denganmenggunakan
struktur kalimat yang sederhana serta kata-kata yang sudah dikenal
oleh para siswa. Coba bandingkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1.
Apa yang menyebabkan sehingga banyak siswa jika diberi
kesempatan bertanya tidak menggunakannya?
2.
Mengapa banyak siswa tidak menggunakan kesempatan
bertanya?
Kita pasti setuju bahwa pertanyaan yang kedua jauh lebih jelas dan singkat daripada pertanyaan yang pertama..
b. Pemberian acuan
Sebuah
pertanyaan hanya dapat dijawab jika yang ditanya mengetahui informasi yang
berakaitan dengan pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, sebelum bertanya,
guru perlu memberikan acuan berupa informasi yang perlu diketahui siswa.
Siswa akan mengolah informasi yang
diberikan sehingga dapat menjawab pertanyaan guru. Acuan dapat diberikan pada awal pertanyaan atau
sewaktu-waktu ketika guru akanmengajukan
pertanyaan.
c.Pemusatan
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit.Pertanyaan luas
menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut jawaban yang khusus / spesifik. Perhatikan
contoh berikut : 1)Sebutkan
tarian-tarian daerah dari Jawa Tengah!
2)Diantara tarian-tarian daerah dari Jawa Tengah, tarian apa yang merupakantarian anak-anak?
Pertanyaan
pertama bersifat sangat luas (semua tarian daerah yang berasal dariJawa
Tengah), sedangkan pertanyaan kedua sudah terpusat, yaitu hanya menanyakantarian daerah yang merupakan tarian anak-anak.
d. Pemindahan giliran
Ada kalanya,
sebuah pertanyaan, lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks,tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang
siswa. Dalam hal ini, guru perlumemberikan kesempatan kepada siswa lain
dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua
melengkapi jawaban tesebut, kamudian meminta lagi siswa ketiga dan
seterusnya. Cara seperti ini dapat mendorong siswa untuk selalu memperhatikan jawaban
yang diberikan temannya serta meningkatkan interaksi antarsiswa.
e. Penyebaran
Penyebaran
pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaanyang diajukan guru. Kalau mungkin semua siswa di
dalam kelas mendapat giliran yangmerata untuk menjawab pertanyaan. Teknik
penyebaran perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang biasa
mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanyaguru melupakan siswa yang
duduk di deretan belakang sehingga aman dari kejaran pertanyaan guru.
Sama halnya
dengan pemindah giliran, tujuan penyebaran pertanyaan adalah untuk meningkatkan
perhatian dan partisipasi siswa. Bedanya, pada pemindah giliran, satu
pertanyaan yang kompleks dijawab secara bergilir oleh beberapa orang siswa,
sedangkan pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda ditujukan kepada
siswa yang berbeda untuk menjawabnya. Agar tujuan penyebaran dapat tercapai
secara efektif, guru hendaknya menunjukkan pertanyaan kepada seluruh siswa,
kemudian menyebarkan pertanyaan secara acak sehingga semua siswa siap untuk
mendapat giliran.
f. Pemberian waktu berfikir
Untuk menjawab
satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian juga seorang siswa yang harus menjawab
pertanyaan guru memerlukan waktu
untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan
pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum memintaatau menunjuk
siswa untuk menjawabnya. Kebiasaan guru yang menunjuk siswa lebih dahulu untuk menjawab pertanyaan sebelum
pertanyaan diajukan, tidak dapat dibenarkan. Dengan menunjuk siswa
terlebih dahulu, guru tidak memberikan waktu untuk
berpikir. Disamping itu, siswa lain tidak akan memperhatikan pertanyaan guru.
g. Pemberian tuntunan
Kadang-kadang
pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswaataupun jika ada yang menjawab, jawabannya tidak
seperti yang diharapkan. Dalam hal ini, guru tidak boleh diam dan
menunggu sampai siswa memberikan jawaban. Guruharus
memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampumemberikan jawaban yang diharapkan. Tuntunan
dapat diberikan dengan berbagai cara antara lain :
1.
Memparafrase, yaitu mengungkapkan
kembali pertanyaan dengan cara lain yang lebih mudah dan sederhana sehingga
dapat dipahami oleh siswa.
2.
Mengajukan pertanyaan lain yang
lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan jawabannya.
3.
Mengulangi penjelasan / informasi
sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.
2. Keterampilan
Bertanya Lanjut
Keterampilan
bertanya lanjut merupakan suatu keterampilan lanjutan daripada dasar yang lebih
terfokus dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi
dalam mendorong siswa agar dapat berpartisipasi sendiri.
Sesuai dengan namanya, penguasaan atas
keterampilan bertanya lanjut dibentuk berdasarkan penguasaan
keterampilan bertanya dasar. Ini berarti bahwa ketikamenerapkan atau menggunakan keterampilan bertanya dasar. Komponen
keterampilan bertanya lanjut terdiri atas :
a.
Pengubahan tuntunan kognitif dalam
menjawab pertanyaan
b.
Pengaturan urutan pertanyaan
c.
Penggunaan pertanyaan pelacak
d.
Peningkatan terjadinya interaksi
Keempat komponen tersebut akan
diuraikan secara singkat berikut ini :
a. Pengubahan
tuntunan kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang
diajukan guru mengundang siswa untuk berfikir. Berfikir merupakan proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang. Kualitas proses mental yang terjadi dalam diri siswa ketika memikirkan jawaban pertanyaan gurutergantung dari
kualitas pertanyaan guru. Jika guru hanya mengajukan pertanyaanyang bersifat
ingatan, seperti hanya menanyakan apa, siapa, dimana atau berapamaka proses
mental yang terjadi dalam diri siswa rendah karena siswa tidak
perlu berfikir, tetapi hanya mengingat. Tetapi jika guru mengajukan
mengapa, bagaimana pendapatmu, jelaskan terjadinya, dan yang sejenis,
siswa akan berfikir kerassehingga menuntut
terjadinya proses mental tingkat tinggi.
b. Pengaturan
urutan pertanyaan
Agar kemampuan
berfikir siswa dapat berkembang secara baik dan wajar,guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan padatingkat
tertentu hendaknya dimanfaatkan, kemudian beralih ke tingkat yang lebihtinggi. Oleh karena itu, tidak dapat dibenarkan
jika guru sudah mengajukan pertanyaan yang menuntut siswa untuk
melakukan analisis, padahal siswa belum mampu menjawab pertanyaan yang bersifat
pemahaman. Urutan pertanyaan yang tidak teratur (misalnya yang bolak-balik dari
tingkat tinggi ke rendah, tinggi lagi kemudian
tingkat sedang), hanya akan membingungkan siswa dan dapat memghambat perkembangan kemampuan berfikir siswa.
c. Penggunaan
pertanyaan pelacak
Jika guru
mengajukan pertanyaan tingkat tinggi dan jawaban yang diberikanoleh siswa dianggap benar tetapi masih dapat
dilengkapi lagi, guru dapat mengajukan
pertanyaan pelacak yang dapat membimbing siswa untuk mengembangkan jawaban yang diberikan. Teknik
pertanyaan pelacak yang dapat digunakan guru, antara lain sebagai berikut :
- Minta
klarifikasi. Teknik ini dipakai guru,
jika jawaban siswa kurang jelas atau diungkapkan dengan kalimat yang
kabur.
- Meminta
siswa memberi alasan. Teknik ini
dapat digunakan jika guru menginginkan siswa memberikan bukti-bukti dari
pendapat atau pandangan yang diberikannya sebagai jawaban atas pertanyaan
guru.
- Meminta
kesepakatan pandangan siswa. Jika guru
meminta pandangan siswa tentang suatu masalah dan seorang siswa sudah
menyatakan pendapatnya, untuk mendapatkan kesepakatan dan kebenaran akan
pendapat tersebut, guru dapat meminta pendapat siswa lain.
- Meminta
ketepatan jawaban. Teknik ini
dapat digunakan guru jika jawaban yang diberikan oleh siswa kurang tepat
atau kurang sempurna. Pertanyaan pelacak yang diberikan guru diharapkan
dapat menuntun siswa melengkapi atau memperbaiki jawaban yang diberikan
tanpa membuat siswa menjadi malu.
- Meminta
jawaban yang lebih relevan. Jika siswa
memberikan jawaban yang kurang relevan dengan pertanyaan guru, guru dapat
mengajukan pertanyaan pelacak. Tujuan pertanyaan pelacak dalam kaitan ini
adalah menyadarkan siswa akan ketidakrelevanan jawabannya, serta menuntun
siswa untuk memberikan jawaban yang lebih relevan.
- Meminta
contoh. Teknik ini hampir sama
dengan teknik meminta siswa memberikan alasan, yaitu siswa memberikan
jawaban yang samar-samar atau terlalu luas, guru dapat mengajukan
pertanyaan pelacak untuk meminta siswa memberikan ilustrasi atau contoh
konkret dari jawabannya.
- Meminta
jawaban yang lebih kompleks. Jika guru
menganggap bahwa jawaban siswa masih dapat dikembangkan menjadi jawaban
yang lebih kompleks, guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak.
d. Peningkatan
terjadinya interaksi
Meningkatkan interaksi merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkanketerlibatan mental intelektual isswa secara maksimal.
Dalam kaitan denganketerampilan bertanya lanjut, peningkatan terjadinya
interaksi ini dapat dilakukandengan
cara-cara berikut :
1)
Menghindari atau mengurangi
pertanyaan yang hanya dijawab oleh seorang siswa, sebagai gantinya siswa
diminta mendiskusikan jawaban pertanyaantersebut dalam
pasangan atau kelompok kecil
2)
Mendorong siswa untuk mengajukan
pertanyaan sehingga guru bukan satu-satunya orang yang bertanya dalam
kelas
3)
Jika siswa mengajukan pertanyaan,
berikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab
pertanyaan tersebut sehingga terjadi interaksi antarsiswa.
Dengan cara-cara tersebut, partisipasi siswa dalam kelas dapat
ditingkatkan.
D. Tipe Dan
Syarat-Syarat Bertanya
Adapun Tipe dan bentuk pertanyaan sangat beragam,
penggunaan dalam bentuk setiap pertanyaan bergantung pada tujuan yang
diharapkan, tipe pertanyaan yaitu:
a.
Pertanyaan
yang menuntut fakta-fakta, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih
daya ingat siswa terhadap sesuatu yang pernah dipelajarinya.
b.
Pertanyaan
yang menuntut kemampuan yang membandingkan,, yaitu pertanyaan untuk
mengembangkan atau melatih daya fakir analisis dan sintesis.
c.
Pertanyaan
yang menuntut kemampuan memperkirakan, yaitu pertanyan untuk mengembangkan atau
melatih kemampuan atau membuat perkiraan-perkiraan.
d.
Pertanyaan
yang menuntut kemampuan analisis, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan dan
melatih kemampuan daya analisis.
e.
Pertanyaan
yang menuntut pengorganisasian, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau
melatih kemampuan berfikir secara teratur.
f.
Pertanyan
yang tidak perlu dikemukakan jawabannya, yaitu pertanyaan untuk memberikan
penegasan atau meyakinkan tentang sesuatu kepada siswa, pertanyaan ini
digolongkan dengan pertanyan retorika yang tidak perlu mendapatkan jawaban.
Syarat pertanyaan yang harus diperhatikan agar pertanyaan
yang diajukan kepada siswa mendapat respon yang baik adalah:
1.
pertanyaan
yang disampaikan dengan menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah ditangkap
oleh pihak yang ditanya (siswa).
2.
pertanyan
diajukan secara klasikal, berikan waktu untuk berfikir kemudian baru diajukan
salah seorang yang diminta untuk menjawabnya.
3.
beri
kesempatan secara adil dan merata kepada setiap siswa untuk mendapatkan
pertanyaan.
4.
penunjukan
siswa yang diminta jawaban tidak dilakukan secara berurutan atau
sistematis, akan tetapi harus diusahakan secara acak agar setiap siswa
memusatkan perhatian dan memiliki kesiapan untuk menjawab pertanyaan.
5.
kemukakan
pertanyaan dengan nada yang enak dan raut muka yang manis
E. Prinsip Penggunaan
Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi
keefektifan pertanyaan sebagai berikut :
1. Kehangatan
dan Keantusiasan
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan penuh keantusiasan dan kehangatan
karenahal ini akan mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Menghindari
Kebiasaan-kebiasaan Berikut
a. Mengulangi pertanyaan sendiri
Mengulangi pertanyaan sendiri akan membuat siswa tidak memperhatikan pertanyaan
pertama sehingga menurunkan perhatian dan partisipasi siswa.
b. Mengulangi jawaban siswa
Mengulangi
jawaban siswa yang bertujuan untuk memberikan penguatan sangat baik dilakukan oleh guru. Namun, jika guru terbiasa mengulangi jawaban
siswa maka siswa lain tidak akan mendengarkan jawaban temannyakarena akan diulangi oleh guru.
c. Menjawab
pertanyaan sendiri
Guru cenderung
menjawab sendiri pertanyaannya kalau siswa tidak adayang memberikan jawaban. Kebiasaan ini tidak baik karena dapat membuatsiswa frustasi dan malas berfikir.
d. Mengajukan
pertanyaan yang memancing jawaban serentak
Sebagai satu
selingan, guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yangmemancing jawaban
serentak sehingga kelas jadi hidup. Namun, kalau hal inidibiasakan akan
menurunkan fungsi pertanyaan karena guru tidak tahu siapayang menjawab dan
siswa malas berfikir karena guru tidak meminta jawaban perorangan. Untuk
menghindari kebiasaan ini, guru hendaknya menyusun pertanyaan secara baik
dengan tingkat kesukaran yang sesuai sehingga siswatidak mungkin menjawabnya secara serentak.
e. Mengajukan
pertanyaan ganda
Kadang-kadang guru cenderung mengajukan pertanyaan yangmenanyakan beberapa hal sehingga siswa harus melakukan beberapa tugasdalam waktu yang singkat.Mislanya, sebutkan zat-zat yang terkandung dalam
sayuran-sayuran segar,apa fungsinya bagi tubuh, dan apa akibatnya jika kita
tidak pernah makan sayur.Pertanyaan tersebut semestinya dipecah menjadi 3
pertanyaan sehinggasiswa yang kurang mampu berfikir dapat memikirkan jawaban
dengan tenangdan tidak menjadi frustasi.
f. Menentukan
siswa yang akan menjawab pertanyaan
Guru kadang-kadang cenderung menunjuk siswa tertentu untuk menjawab pertanyaan
yang akan diajukannya. Hal ini sebaiknya dihindari karena dapatmembuat siswa lain tidak memperhatikan pertanyaan
guru. Sebaiknya gurumengajukan pertanyaan ke seluruh kelas, menunggu
sejenak, kemudian barumenunjuk siswa
tertentu untuk menjawabnya.
3. Memberikan
Waktu Berfikir
Pada pertanyaan tingkat lanjut, waktu berfikir yang diberikan hendaknya
lebih lamadari waktu berfikir yang diberikan ketika menerapkan keterampilan
bertanya dasar.Hal ini sangat perlu diperhatikan
karena siswa memerlukan waktu yang cukupuntuk berfikir
dan menyusun jawabannya.
4. Mempersiapkan
Pertanyaan Pokok yang akan Diajukan
Pertanyaan-pertanyaan
pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya disiapkansecara cermat sehingga
urutan tingkat kesukaran pertanyaan dapat disusun lebihdahulu dan materi pelajaran dapat dicakup secara tuntas.
5. Menilai
Pertanyaan Yang telah Diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok hendaknya dinilai oleh guru setelah pelajaran berlangsung
sehingga ketepatan jumlah pertanyaan, tingkat kesukaran,
kualitas pertanyaan dalam mengembangkan kemampuan berfikir, dan cakupan
materinya dapat diketahui dengan jelas.
Dengan memperhatikan
prinsip-prinsip penggunaan keterampilan bertanya tersebut, diharapkan guru akan
mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang
di ajukannya.
F. Prinsip Bertanya Efektif
Beberapa
anjuran terkait prinsip bertanya efektif di kelas dari Thomas R. McDaniel
(2000) berikut ini :
1.
Merencanakan pertanyaan. Sebagian besar guru faktanya baru merencanakan
pertanyaan yang akan diajukan kepada murid beberapa saat sebelum bertanya.
Alangkah baiknya semua pertanyaan yang akan diajukan kepada murid sudah
termaktub di rencana pelaksanaan pembelajaran (lesson plan).
2.
Menggunakan beragam level jenis pertanyaan sehingga mampu memfasilitasi
kemampuan berpikir tingkat tinggi murid. Hal ini sangat penting dilakukan untuk
membantu murid melatih kemampuan berpikirnya. Upayakan semua pertanyaan
mengikuti kaidah mudah-sukar dan sederhana-rumit. Pertanyaan mudah bertujuan
untuk memotivasi & meyakinkan murid bahwa pada prinsipnya mereka dapat
menjawab setiap pertanyaan guru. Pertanyaan sulit sendiri bertujuan untuk
merangsang murid melatih kemampuan berpikir tingkat tingginya.
3.
Menyediakan waktu jeda kepada murid untuk menjawab pertanyaan. Teknik
ini dapat mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi murid di kelas. Ketika
suasana di kelas hening tanda tak ada murid yang menjawab pertanyaan,
berhitunglah dalam hati sampai hitungan 5. Trik
ini perlu dilakukan untuk memberi kesempatan murid berpikir tentang jawaban
mereka. Setelah itu, Anda persilahkan siapa di antara murid yang secara
sukarela mau menjawab pertanyaan Anda. Lemparkan pertanyaan kepada seluruh
murid, beri jeda waktu, dan tentukan salah satu murid secara acak untuk
menjawab pertanyaan Anda, itu prinsip utamanya.
4.
Menahan diri untuk tidak segera memberikan opini terhadap jawaban murid
pada jenis pertanyaan yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hindari
kebiasaan untuk segera menanggapi jawaban murid. Berikan kesempatan kepada
murid untuk saling mendengarkan jawaban di antara mereka. Karena itulah, mereka
jadi saling belajar untuk melatih keterampilan berpikir.
5.
Jangan bermain aman. Maksudnya, jangan berikan pertanyaan yang kita sendiri
sebagai guru sudah tahu jawabannya. Berikanlah pertanyaan kepada murid yang
kita sendiri juga sebagai guru belum tahu jawaban pastinya, karena itulah kita
juga sebagai guru sedang belajar melatih keterampilan berpikir.
6.
Mendengarkan secara seksama setiap jawaban murid. Praktik ini sangat
penting, khususnya ketika guru menyampaikan pertanyaan terbuka (Jawabannya
tidak sekadar benar atau salah. Misal, Mengapa Indonesia sering dilanda
bencana? Mengapa Indonesia bisa dijajah Belanda sampai 350 tahun, dan
pertanyaan sejenis lainnya), pertanyaan kreatif, dan atau pertanyaan evaluatif.
Keterampilan ini harus terus dikembangkan agar guru dapat ‘menangkap’ gagasan
cemerlang dari setiap jawaban murid.
7.
Memberikan penguatan positif atas jawaban murid. Jawaban singkat dari murid
untuk jenis pertanyaan mengulang informasi (level pengetahuan pada Taksonomi
Bloom – level berpikir paling rendah) harus segera dikonfirmasi, berupa pujian
jika berhasil dijawab murid, atau koreksi jika jawaban murid kurang tepat.
Sedangkan untuk merespon jawaban murid atas jenis pertanyaan berpikir tingkat
tinggi, maka lakukan trik bertanya efektif no. 6 di atas.
8.
Menggunakan teknik bervariasi untuk meminta murid menjawab pertanyaan. Jika
guru tetap ingin membuat murid merasa dilibatkan dalam menjawab pertanyaan,
maka guru dapat mencoba menyebut salah satu nama murid secara acak, atau
mengambil kartu yang sudah berisi nama-nama murid secara acak, atau bahkan
melemparkan bola kepada murid yang hendak disuruh menjawab pertanyaan. Ingat, semua prosedur itu harus
disepakati dulu bersama murid.
9.
Mengajarkan murid bagaimana cara menjawab pertanyaan. Cara ini mudah sekali dilakukan. Ketika
ada salah satu murid akan menjawab pertanyaan, maka guru dapat meminta semua
murid untuk ikut menyimak jawaban dari murid tersebut, “Anak-anak, mari kita
simak bagaimana cara si A menjawab pertanyaan tadi!”.
10. Mengajarkan murid bagaimana cara membuat
pertanyaan. Ibarat pepatah, guru kencing berdiri murid kencing berlari. Kuasai
keterampilan bertanya efektif, praktikan kehebatan Anda di kelas, kemudian
refleksikan pengalaman Anda menguasai keterampilan bertanya efektif kepada
murid, itulah cara terbaik mengajarkan murid bagaimana menguasai keterampilan
bertanya efektif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan
dasar bertanya mengandung dua unsur penting ; Pertanyaan dasar dan Pertanyaan lanjutan. Dalam melemparkan sebuah
pertanyaan, seorang guru itu harus ada acuan, antara lain; memberikan
pertanyaan jelas dan singkat, ada acuan yang berfungsi perhatian, pemberian
giliran dengan cara memberikan pertanyaan secara bergiliran dan tuntunan, pertanyaan
melacak dan pengubahan tuntunan tingkat kognitif.
Skill yang
diperlukan oleh seorang guru; menguasai materi dan menguasai metodologinya.
Keterampilan bertanya bertujuan untuk menumbuhkan motivasi, menumbuhkan minat
belajar, memusatkan perhatian, melatih keterampilan berfikir dan mengkondisikan
belajar. Pemberian tuntunan harus mendasar pada acuan ini; perintahnya harus
dengan kalimat sederhana dan ada contoh. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan
oleh guru, antara lain ; memancing jawaban serentak, bertanya langsung dan
berurutan, mengulangi jawab siswa, mengulangi pertanyaan sendiri, menyebut nama
sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan benda.
B. Saran
Sebaiknya guru
mencapai tujuan dari proses bertanya siswa yaitu :
ü
Membangkitkan
minat dan rasa ingin tahu terhadap pokok bahasan
ü Memusatkan
perhatian
ü Mendiaknosis
kegiatan khusus yang menghambat siswa belajar
ü
Mengembangkan
SCL (Studen Center Learning)
Guru juga
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
ü
Kehangatan
dan keantusiasan
ü Kebiasaan
yang harus dihindari
a. Mengulangi
Pertanyaan Sendiri
b. Mengulangi
Jawaban Siswa
c. Menjawab
Pertanyaan Sendiri
d. Pertanyaan
Yang Memancing Jawaban Serentak
e. Pertanyaan
Ganda
f.
Menentukan
siswa tertentu untuk menjawabnya. Akibatnya anak yang tidak ditunjuk tidak memikirkan jawabanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar